Cara Mengenali Mencegah Dehidrasi Dan Mengenali ciri ciri dehidrasi dan cara mengatasi dehidrasi.Jangan anggap remeh dehidrasi kekurangan cairan dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ vital seperti jantung dan ginjal bagaimana cara mengenali dan mencegah dehidrasi? Berikut informasi lengkapnya.
Istilah dehidrasi pasti sudah Tak asing lagi untuk kita. Tapi tidak semua orang sadar kalau dirinya mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Beberapa orang biasanya menghabiskan sebagian besar waktunya di ruangan berpendingin. Karena bekerja didepan komputer. Dan tentunya juga jarang bergerak. Hasilnya Iya jarang berkeringat dan jarang merasa haus. Karena tidak merasa haus, kita sering lupa untuk minum. Kita hanya minum Ketika Haus datang.
Cara Mengenali Dan Mencegah Dehidrasi
Mungkin selama ini kita hanya santai-santai saja dan tidak pernah merasa dehidrasi. Bagaimana dehidrasi bisa terjadi kalau kalau haus saja tidak ? Detik kemudian seorang teman bilang kalau dehidrasi itu gejalanya bukan hanya haus. Jadi meski tidak berkeringat dan tidak haus, saya sebenarnya tergolong dehidrasi Karna asupan airnya sangat sedikit.
JANGAN TUNGGU RASA HAUS
Apa yang terjadi pada kasus di atas sebenarnya banyak sekali dialami oleh orang lain. Dehidrasi selalu didahului dengan rasa haus yang muncul karena banyaknya cairan tubuh yang keluar. Rasa haus kemudian menjadi alarm atau pengingat agar kita segera memenuhi kebutuhan cairan dengan minum.
Menurut ahli gizi DR. Dr.Saptawati Bardosono, Msc, haus memang salah satu penanda dehidrasi yang paling umum terjadi. Namun perlu diwaspadai di tingkat dehidrasi yang sudah berat kadang rasa haus malah tidak muncul. Dehidrasi juga bisa terjadi tanpa gejala. Tahu tahu langsung pingsan dan koma. Jadi sebaiknya perhatikan gejala gejala dehidrasi selain rasa haus.
Berikut beberapa tanda atau gejala seseorang mengalami dehidrasi :
- Muncul rasa haus
- Kulit dan selaput lendir kering
- Mengantuk
- Pusing dan merasa lelah.
- Urine sedikit berwarna gelap
- Cenderung lebih mudah marah
- Nadi cepat
- Lemas atau tidak merasa bertenaga
- Menggigil
- Pingsan
Dehidrasi dapat memicu kerusakan organ vital
Secara alamiah cairan dalam tubuh manusia akan berkurang melalui berbagai proses. Misalnya saat membuang kotoran, berkeringat dan lain-lain. Makan cairan dalam tubuh juga bisa berkurang melalui udara yang kita hirup dan keluarkan Saat bernapas. Konsumsi obat-obatan atau minuman yang dapat membuat urin keluar secara berlebihan juga berpotensi menyebabkan berkurangnya cairan tubuh.
Penyakit seperti diare demam tinggi atau muntah-muntah juga dapat memicu keluarnya cairan. Jadi intinya berkurang cairan dalam tubuh manusia adalah hal yang wajar terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Yang kemudian bisa menimbulkan bahaya adalah jika cairan tubuh yang hilang itu tidak segera diganti dengan cairan dari luar. Jika kekurangan cairan tubuh tidak bisa berfungsi dengan baik, seperti yang kita ketahui sebagian besar tubuh manusia termasuk organ organ vitalnya terdiri dari air. Karena itu cairan mutlak diperlukan agar fungsi tubuh berjalan maksimal. Karena itu cairan mutlak diperlukan agar fungsi tubuh berjalan maksimal.
Dehidrasi itu sendiri terdiri dari tiga klasifikasi yang masing-masing punya tingkat risiko yang berbeda berikut penjelasannya.
1. Dehidrasi ringan
Saat akumulasi berkurangnya cairan tubuh mencapai 1 sampai 2% dari berat badan. Kondisi itu sudah bisa dikatakan dehidrasi ringan. Dalam penelitian yang dilakukan dua pakar gizi dari Amerika Serikat, Lawrence E, Amstrong PhD dan Harris R.Liebermen,PhD disebutkan, jika manusia kekurangan cairan sebesar 0,5% dari berat badan, kinerja jantung yang akan terganggu. Lebih dari itu pencernaan ginjal dan stamina tubuh akan ikut terganggu.
2. Dehidrasi sedang
Ini terjadi saat tubuh kehilangan cairan sebanyak 3 sampai 9% dari berat badan. Masih berdasarkan penelitian sebelumnya pada dehidrasi sedang ini kekuatan dan ketahanan otot tubuh Bisa berkurang sehingga menyebabkan gangguan gerak bahkan keram, kelelahan hingga menurunnya kemampuan berpikir dan berkonsentrasi.
3. Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan tubuh lebih dari 9% dapat dikategorikan dehidrasi berat. Saat kondisi dehidrasi berat terjadi resiko Fox seperti penurunan kesadaran stroke koma bahkan meninggal dunia bisa terjadi.
Cara mengatasi dehidrasi.
Untuk mengatasi dehidrasi ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan benar.apa sajakah point point tersebut marilah simak ulasannya berikut ini.
Deteksi Lewat Urine
Mengetahui Resiko yang bisa membahayakan kesehatan bahkan merenggut nyawa, tentu saja kita tak boleh menganggap remeh dehidrasi. Deteksi juga bisa dilakukan lewat urine. Kita harus mulai waspada Jika jumlah urin berkurang. Apalagi jika warnanya jadi sangat pekat. Volume urine manusia normalnya sekitar 1500 ML sehari yang dikeluarkan sekitar 4 sampai 6 kali. Jadi coba perhatikan jika dalam sehari buang air kecil kurang dari 4 kali bisa jadi kita sudah mulai dehidrasi.
Mengatasi dehidrasi ringan dan sedang cukup dengan air minum. Namun pada dehidrasi berat air minum saja tidak cukup. Pada umumnya orang yang sudah mengalami dehidrasi berat tidak akan sanggup lagi meminum air. Karena itu cairan pengganti harus dimasukkan melalui pembuluh darah lewat infus. Sebelum menderita karena dehidrasi lakukan pencegahan sesegera mungkin. Menurut Dr. Tati, Salah satu cara yang paling mudah untuk mencegah dehidrasi adalah dengan minum air putih Setiap 1 atau 2 jam.
Minuman dengan tambahan elektrolit garam atau oralit dibutuhkan jika kita berolahraga atau melakukan kegiatan barat yang membuat tubuh mengeluarkan banyak keringat. Dalam kondisi demikian tubuh bukan saja kehilangan cairan tapi juga beberapa elektrolit seperti natrium. Sebagian energi juga hilang.
Iya juga mengatakan bahwa minuman elektrolit atau oralit mampu menggantikan cairan sekaligus elektrolit yang hilang. Namun dalam kondisi biasa air putih sudah cukup air putih sangat disarankan karena akan lebih mudah diserap oleh saluran cerna. Sementara minuman dengan prosa atau susu akan memperlambat penyerapan kandungan airnya.