Tips trik cara agar anak sukses disekolah. Zaman telah berubah. Cara kita berkomunikasi dengan pembimbing sang buah hati di sekolah pun tak bisa sama lagi. Untuk memastikan anak sukses dalam pendidikannya bacalah informasi yang disajikan berikut ini.
Beberapa orang tua mungkin sangat risau dan khawatir saat salah satu guru pelajaran di sekolah anak tersebut menelpon orang tua. Dengan tidak berpikir panjang pasti orang tua berpikir jika anaknya mendapatkan nilai yang buruk atau jeblok. Ada2 perihal saat guru menelpon orang tua murid yang pertama adalah berita baik yang kedua merupakan berita yang sangat buruk.
Cara Agar Anak Sukses Disekolah
1. Dulu : tinggal duduk menunggu si anak membawa buku rapornya.
Sekarang: temuilah guru beberapa minggu sebelum ujian akhir.
Karena kesibukan yang meningkat , bisa saja kita perlahan-lahan meninggalkan jadwal pertemuan persatuan orang tua murid dan guru ( POMG) . Tidak ada lagi diskusi antara guru dan orang tua murid. Jangan biarkan ini terjadi.
Rencanakanlah Pertemuan Singkat dengan wali kelas atau guru, terutama yang mata pelajarannya kurang dapat dikuasai si anak.
Saat pertemuan diskusikan semua hal yang membuat anak kurang dapat mengikuti pelajaran. Apakah anak memang lebih senang bermain, yang diajarkan terlalu sulit atau yang lainnya. Carilah jalan keluarnya bersama-sama.
2 dulu : selamati anak tidak mengeluh semuanya baik-baik saja.
Sekarang: cari tahu apa yang sedang dialaminya.
Orang tua sebaiknya ikut bahu membahu memikul beban belajar si anak. Kita wajib tahu kapan jadwal ujian, Apakah si anak perlu ikut ulangan perbaikan, atau ia perlu ikut pelajaran tambahan di sekolah. Semuanya bertujuan agar anak bisa mendapatkan hasil yang memuaskan.
Di satu sisi kita perlu menanyakan program apa yang sedang atau dijalankan. Seorang guru yang setiap hari harus berhadapan dengan ratusan murid tidak mungkin memberitahu orang tua murid satu persatu tentang hal tersebut. Jadi tak ada salahnya kalau kita menelponnya dan bertanya.
3. Dulu : orang tua yang baik harus membela anaknya.
Sekarang : sebaiknya kita tidak membela anak terus terusan.
Semua orang tua terutama ibu pasti punya naluri untuk membela anaknya. Coba bayangkan kalau suatu hari anak kita pulang dengan nilai 0, di kertas ulangannya dan mengatakan tadi ada ulangan mendadak. Pasti kita ingin langsung protes kepada si guru. Tapi jangan tergesa-gesa. Seiring meningkatnya level pendidikan seorang murid, sekolah akan mulai mengajarkannya untuk siap menghadapi segala tantangan , termasuk menghadapi ” serangan ” mendadak seperti tadi.
Beranikan anak untuk bertemu dengan gurunya dan menanyakan apakah ia bisa memperbaiki nilai-nilainya itu. Misalnya dengan pengulangan perbaikan atau mengerjakan tugas lain. Anak harus mengerti, dan ini penting, bahwa kesuksesan sebenarnya berada di tangan mereka sendiri. Bukan di tangan guru atau di tangan orang tuanya.
4 . Dulu : kalau anak tidak suka dengan guru tertentu, orang tua pasti juga akan tidak suka.
Sekarang : dengarkan pendapat semua pihak jika ada masalah.
Kalau anak mengaji selalu bahwa guru tertentu galak. Cara mengajarnya terlalu cepat, dan hanya sayang pada anak yang pandai, tugas kita sebagai orang tua adalah meluruskan hal ini pada guru yang bersangkutan. Hindari mengatakan seperti ini ” saya baru dengar cerita dari anak saya, Saya ingin tahu kebenarannya” . Sebaliknya katakan “saya lihat anak saya selalu sedih karena nilai bahasa Indonesianya jelek”. Apakah ibu tahu apa yang sebenarnya terjadi di kelas pada anak saya? .
Dengan begitu guru akan merasa dihargai dan membuatnya mau bercerita. Suasana yang tercipta akan lebih kondusif yang akhirnya membuat guru dan kita sebagai orangtua bisa memutuskan apa yang dapat dilakukan untuk anak.
5. Dulu : kepala sekolah harus terlibat karena punya tanggung jawab.
Sekarang : libatkan Orang ketiga hanya jika orang tua dan guru membutuhkan masukan lain.
Gondang orang tua ingin bisa cepat cepat memotong jalur birokrasi dan langsung mendatangi kantor kepala sekolah setelah mendengar cerita Sang Buah Hati. Sikap ini sama sekali tidak membantu. Guru bisa merasa terpojok dan sangat mungkin malah berbalik memojokkan anak. Coba cara ini. Berilah guru kesempatan untuk menjelaskan. Lalu lihat apakah dialog tersebut dapat meredakan suasana.
Jika tidak buat perjanjian dengan kepala sekolah dengan mengatakan bahwa pendapat orang ketiga sangat diperlukan. Adik guru yang bersangkutan untuk menemui Kepala Sekolah. Ketahuilah bahwa ketika orang tua guru dan kepala sekolah duduk bersama, kepala sekolah akan memberikan masukan yang paling Netral. Semua pihak jadi punya waktu untuk bercermin dan masalah pun akan selesai seperti yang diharapkan.
Semoga artikel ini bisa membantu hubungan Anda anak dan guru menjadi lebih baik.