Langkah sukses untuk asi atau menyusui. Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik yang bisa diberikan ibu pada anaknya. Untuk menambah wawasan seputar asi , simak beberapa ulasannya berikut ini : Banyak wanita yang sudah menyadari pentingnya ASI. Namun tidak berarti usaha pemberian eksklusif selalu berjalan lancar. Seorang pasien disalah satu rumah sakit sampai harus bersusah payah berjalan keruang bayi untuk dapat menyusui bayinya. Ia terpaksa melakukan ini karena sibayi hanya diantar ke ibunya pada jam jam tertentu disiang hari.
Pada malam hari sang bayi bahkan tidak diperkenankan sama sekali berada ditempat ibu. Padahal ibu dan bayi berada dalam keadaan sehat. Beruntung sang ibu punya keinginan yang amat kuat untuk menyusui bayinya. Dengan telaten para ibu berjalan bolak balik dari kamar perawatan ke ruangan bayi. Baik untuk menyusui langsung maupun untuk menyerahkan asi perah. Semua ibu harus pasrah . Keinginannya memberi ASI memang harus diikuti perjuangan karena ternyata rumah sakit tempatnya melahirkan kurang mendukung keputusannya itu .
Tekan kematian anak
ASI memang sangat bermanfaat . Bahkan ASI dipercaya bisa menekan angka kematian bayi. Perlu diketahui menurut survei demografi kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2007 , angka kematian bayi mencapai 34 per 1.000 kelahiran hidup. Tingkat kematian balita juga tidak terlalu jauh berbeda. Yaitu 44 per 1.000 kelahiran hidup.
Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya angka statistik itu adalah menurunnya pemberian ASI eksklusif pada bayi. Idealnya , setiap ibu mampu memberikan ASI eksklusif dari lahir hingga anak berusia enam bulan . Dan tetap menyusui sampai anak berusia Enam bulan. Dan tetap menyusui sampai anak berusia dua tahun atau lebih.
Tapi pada kenyataannya , menurut SDKI 2007 , bayi yang mendapat ASI eksklusif selama enam bulan hanya 32 persen. Turun sebanyak 8 persen dibanding tahun 2002 . Sebuah fakta yang sungguh mengkhawatirkan. Pasalnya jika semakin sedikit ibu memberikan ASI ekslusif selama enam bulan dan diteruskan sampai dua tahun), angka kematian anak akan semakin meninggi.
Peran fasilitas kesehatan.
Banyak faktor yang mempengaruhi ke kesuksesan seorang ibu memberi ASI . Salah satu yang terpenting adalah dukungan terhadap menyusui Fasilitas Kesehatan tempat si Ibu memeriksakan kehamilan dan bersalin. Bentuk dukungannya bisa bermacam-macam. Mulai dari melakukan promosi edukasi dan konseling menyusui sampai ke penerapan inisiasi menyusu dini (IMD) dan kebijakan rawat gabung selama 24 jam yang menjamin kebutuhan menyusui di awal kehidupan sang bayi.
Untuk mendukung kesuksesan ASI, PADA TAHUN 1989 BADAN DUNIAWI HO UNISEF MENYAMPAIKAN 10 LANGKAH KEBERHASILAN menyusui fasilitas kesehatan. Program ini disebut juga sebagai baby friendly Hospital intiative gerakan rumah sakit sayang bayi. Sayangnya meski sudah dicanangkan lebih dari 20 tahun lalu ternyata belum semua rumah sakit atau tempat bersalin menerapkan gerakan ini. Sampai saat ini hanya sekitar 2000 atau 24 cm unit bersalin di seluruh dunia yang menerapkan gerakan 10 langkah. Masih sangat kecil.
Indonesia sendiri gerakan ini diadaptasi menjadi 10 langkah gerakan rumah sakit sayang IBU dan bayi. Untuk mendukung program ini dikeluarkanlah keputusan Menteri Kesehatan No.450/2004 namun terlepas dari ada atau tidaknya data resmi pada Faktanya sampai saat ini masih sedikit memasuki di Indonesia yang menerapkan prinsip tersebut dengan benar.
Di awal tahun 2009 Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Ikatan Dokter anak Indonesia dan Yahoo Indonesia country office melakukan sebuah survei terhadap 18 rumah sakit yang dipilih secara acak dari 6 provinsi. Hasilnya hanya 2 rumah sakit yang melaksanakan promosi dan konseling ASI dengan baik serta melakukan inisiasi menyusu Dini dengan benar
10 Langkah Sukses Untuk Ibu Menyusui
Jadi konsumen cerdas
Hasil survei 2009 tersebut menunjukkan lemahnya sistem pengawasan dan evaluasi dari berbagai program kesehatan. Padahal seharusnya setiap rumah sakit atau Rumah Bersalin menerapkan 10 langkah gerakan Rumah sakit sayang ibu dan bayi dengan melakukan hal hal berikut.
1. Memiliki kebijakan peningkatan pemberian Air susu Ibu (PP-ASI) tertulis yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas.
2. Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan keterampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut.
3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya. Informasi ini dimulai sejak masa kehamilan. Masa bayi lahir sampai bayi berumur 2 tahun termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui.
4. Melakukan inisasi menyusui dini 60 menit setelah melahirkan yang dilakukan diruang bersalin. Apabila si ibu mendapat operasi Caesar dengan bius umum. Bayi dibiarkan menyusu setelah ibu sadar. Sebagai catatan MD dilakukan dengan meletakkan bayi diatas perut atau dada ibu segera setelah bayi lahir. Selama setidaknya satu jam. Dengan begitu terjadi persentuhan antara kulit bayi dengan kulit ibu. Meski telah berhasil menyusu sebelum satu jam , bayi harus tetap dibiarkan diatas dada ibunya .
5. Membantu ibu menyusui yang benar dan menjelaskan cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis.
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun kecuali ASI . kepada bayi yang baru lahir.
7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari.
8. Membantu ibu menyusui semau bayi. Tanpa pembatasan lama dan frekuensi menyusuinya.
9. Tidak memberikan dot atau kempeng. Kepada bayi yang diberi ASI .
10. Mengupayakan terbentuknya kelompok pendukung ASI ( KP-ASI) dan merujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari rumah sakit atau rumah bersalin.
Mari bantu pemerintah untuk mempercepat perluasan cakupan ASI dengan menjadi konsumen yang cerdas. Pilihlah rumah sakit atau rumah bersalin yang sudah melakukan gerakan 10 langkah ini.
.alternatif lain tunjukan 10 langkah ini kepada fasilitas kesehatan tempat kita hendak bersalin agar mereka mulai menerapkan program penting tersebut. Inilah salah satu bentuk tanggung jawab kita terhadap masa depan. Masa depan diri sendiri keluarga dan masyarakat.